BALI

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA UDARA I GUSTI NGURAH RAI DITARGETKAN SELESAI MENJELANG PERTEMUAN IMF

General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yunus Suprayogi saat ditemui tim Bidik Nasional diruang kerjanya

DENPASAR, BALI, BN – Proyek pengemba-ngan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang diperkirakan menelan anggaran Rp 2,2 triliun menjelang pelaksa-naan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Oktober 2018 harus selesai, Senin (26/03/2018) mulai di kerjakan oleh PT Angkasa Pura I.

“Kami berharap sebelum Oktober sudah bisa digunakan,” kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi saat ditemui tim Bidik Nasional diruang kerjanya.

Menurutnya, anggaran triliunan rupiah itu untuk mengembangkan sejumlah fasilitas di antaranya pengembangan apron di sebelah barat dan timur bandara. Akibatnya, terminal VIP I dan VIP II yang berada di sebelah barat atau di dekat Pertamina, akan dipindahkan ke sisi timur bandara dekat terminal kargo internasional.

Sedangkan Markas Base Ops Pangkalan Udara Ngurah Rai juga akan direlokasi dekat dengan terminal VIP baru untuk mempermudah saat pengamanan.


Pengerjaan proyek saat ini baru memasuki tahapan pembuatan apron atau tempat parkir pesawat di sisi timur bandara yang baru mencapai progress pekerjaan sekitar 1,76 persen.

Nantinya di apron timur itu ditargetkan akan ada penambahan tempat parkir empat pesawat berbadan lebar, setelah sejumlah fasilitas di kawasan timur bandara dibongkar, di antaranya hangar maskapai Travira, kargo domestik, dan sejunlah fasilitas lainnya.

Sedangkan di sisi barat bandara, rencananya akan ada enam tambahan “parking stan” tempat parkir pesawat berbadan lebar, kebutuhan apron di bandara itu sangat mendesak mengingat pihaknya belum bisa banyak menampung slot karena tingginya permintaan dari  70 maskapai penerbangan baik nasional maupun internasional yang melayani penerbangan di Bali.

Untuk daya tampung terminal domestik dan internasional saat ini masih memadai. Mengingat keterbatasan lahan, maka untuk perluasan bandara rencananya dilakukan dengan cara reklamasi atau mengurung wilayah pesisir di sebelah barat bandara seluas sekitar 48 hektare.

“Untuk perluasan bandara ini (digarap) setelah target (pengembangan bandara) untuk IMF itu selesai,” ucap Yanus.

Dari 48 hektare lahan di sebelah barat bandara tersebut, sekitar 1,5 hektare di antaranya sudah ada izin analisis dampak lingkungan (amdal) 2011 yang akan terlebih dahulu dikerjakan proyek pengembangan apron.

Sedangkan izin lingkungannya sudah ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diharapkan izinnya secepatnya akan segera keluar. (awi).


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button