Pertamina Mengurangi Jatah BBM 50% Mengakibatkan Kelangkaan BBM di Parimo
PARIMO, SULTENG, BN – Triwulan pertama 2018, stok BBM di SPBU wilayah Parigi Moutong (Sulteng) sering kosong. Padahal setiap hari untuk pengiriman BBM jenis Pertamax, bensin dan solar dari Kota Palu ke SPBU Kampal dan SPBU Olaya di Parimo selalu ada, namun saat disalurkan ke-setiap kendaraan yang sudah antri sejak beberapa jam, ternyata BBM dipertamina cepat ‘ludes’ hanya berlangsung beberapa jam saja.
Hal inilah membuat wakil rakyat Parimo yang terwakili dari lima daerah pemilihan (Dapil) dipimpin H. Usman Yamin SE menjadi ‘gerah’ sehingga mengundang perwakilan Pemerintah daerah bagian Ekonomi Setda Parimo dan pengawas SPBU wilayah Kota Parigi yang dihadiri pihak Kepolisian untuk dilakukan dengar pendapat (hearing) yang berlangsung diruang kerja Wakil Ketua DPRD Taufik Borman.
Saat hearing berlangsung, Hazairin Paudi mempertanyakan kepihak SPBU terkait langkahnya BBM diwilayah Parimo kurun waktu empat bulan terakhir yang selalu kosong sehingga menyebabkan keresahan kepada masyarakat. Itupun jika BBM ter-salurkan, sepertinya hanya untuk pelayanan jerigen didahulukan, sedangkan untuk pe – nyaluran disetiap kendaraan seperti pilih kasih.
“Kami ingin agar pihak SPBU bisa trans-paran soal penyaluran BBM kemasyarakat. Berapa ton yang disalurkan ke SPBU Kampal dan Olaya setiap harinya, dan mengapa pelayanan jerigen selalu didahulukan ? Sementara kebutuhan kendaraan sangat diperlukan” tanya politisi PAN ini.
Sementara, politisi Hanura Arif Alkatiri meminta kepihak SPBU untuk melonggarkan pelayanan kepada pemilik kendaraan yang melakukan pengisian BBM. Sedangkan un-tuk pelayanan jerigen agar dapat dibatasi demi untuk mengurangi antrian kendaraan yang parkir di bahu jalan. Hal ini dimak-sudkan agar jalur Tran sulawesi tidak ter-ganggu, urainya.
Hasil dengar pendapat antara pihak Pertamina, perwakilan Pemda dan anggota DPRD yang disaksikan pihak Kepolisian di wakili Kapolsek Parigi bersepakat me-ngurangi pelayanan jerigen dan mengu-tamakan pelayanan kendaraan umum. Pasokan BBM akan diupayakan pihak pemerintah bersama pihak SPBU agar stok BBM bisa bertambah.
Usai pertemuan, Kepala Bagian Ekonomi Setda Parimo Abd. Azis Tombolotutu kepada BN mengatakan, akibat stok BBM dikurangi jatahnya untuk wilayah Parimo yaitu dari 16 ton setiap harinya menjadi 8 ton menjadi penyebab antrian panjang ken-daraan setiap harinya.
“Memang stok BBM wilayah Parimo dikurangi 50 persen sehingga pelayanan SPBU cepat selesai. Tapi yang menjadi keluhan masyarakat saat ini hanyalah pelayanan jerigen oleh petugas SPBU yang semaunya saja. Akibatnya sering terjadi adu mulut antara pemilik kendaraan dan petugas oleh karena selalu membebaskan pelayanan jerigen” ujarnya.
Tapi setelah hasil pertemuan tersebut diharapkan pihak SPBU bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pemilik kendaraan secara merata serta dapat mengurangi pembelian jerigen karena hal itu bisa menjadi pemicu lambatnya pelayanan BBM kepada pemilik kendaraan dan dapat mengurai antrian kendaraan selama ini, ujar Azis.
Demikian halnya tanggapan Aswad selaku pengawas SPBU Kampal sangat merespon hasil pertemuan tersebut.
“Terus terang, akibat terjadi antrian kendaraan yang mengisi BBM selama ini disebabkan pasokan berkurang dari 16 ton menjadi 8 ton. Juga penyebabnya akibat buka tutup jalan selama ini” ujarnya. (P’de)