JATIM

Baskebang Banyuwangi Ajak Media Cetak Dan Elektronik Sukseskan Pemilu 2019

BANYUWANGI, JATIM, BN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi mengajak wartawan dari media cetak dan elektronik di Banyuwangi untuk mendukung Pemerintah Daerah mensukseskan Pemilu 2019.

Acara yang dikemas dalam sarasehan  bertema ”  Gerakan Media Yang Bermartabat Dan Independen, Tolak Berita Hoax, Fitnah, Kampanye hitam Dan Politisasi SARA” digelar di auditorium Untag Banyuwangi, Kamis (28/03/2019).

Acara dipandu oleh Elly Irwan Suryanto yang juga wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Hadir sebagai nara sumber, Adnan Kohar dari Bakesbangpol, Ipda Lita Kurniawan S.sos dari Polres Banyuwangi, Bagus adi saputro dari Kejaksaan Negeri, Hasyim Wahid dari Bawaslu, M Firdaus Yulianto dari Peradi.

Adnan Kohar, dalam sambutanya mewakili Bakesbangpol Banyuwangi menyatakan pentingnya dukungan dari media untuk mensukseskan Pemilu 2019.

Menurutnya, Pemilu kali ini sangat rumit, yang mana nantinya masyarakat  diberikan 5 kertas suara sebelum masuk TPS untuk menentukan pilihanya.

“Era digital saat ini makin dinamis sekali, untuk itu kami berharap melalui teman-teman media yang hari ini kita hadirkan, turut membantu mensukseskan Pemilu di Banyuwangi pada khususnya, dan di Indonesia pada umumnya,” ucap Adnan Kohar, Kepala Bidang Budaya Politik dan Hak Azasi Manusia Bakesbangpol Banyuwangi, Adnan Kohar, saat membuka acara.

Sementara, narasumber dari Polres Banyuwangi, yang diwakili Paur Humas Polres Banyuwangi, Ipda Lita Kurniawan, S.Sos dalam paparannya menerangkan terkait dampak media sosial bagi pengguna internet dikaitkan dengan Undang Undang ITE.

Menurut Ipda Lita, bermedsos ada dampak positif namun ada juga dampak negatifnya. Dampak positifnya, dengan medsos yaitu bisa mempermudah komunikasi, mendapatkan info, memperluas pertemanan dan lain sebagainya.

Sedangkan dampak negatifnya, yaitu banyak tersebarnya berita hoax, bullying, persekusi, dan menimbulkan kasus UU ITE.

“Saya harap jangan sampai membully dimedsos, menyebar kebohongan, dan membuat hoax,” kata Ipda Lita.

Ipda Lita menambahkan, hoax bisa berkembang disebabkan adanya kecenderungan masyarakat Indonesia yang kurang bertanggung jawab dalam bermedsos dan ingin menjadi orang pertama dalam penyebar berita.

“Berita hoax diciptakan oleh orang pintar tapi jahat, dan disebarluaskan oleh orang baik tapi bodoh,” tegasnya (rip/jojo)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button