JATIM

Kalau Bisa Jadi Peserta JKN-KIS, Kenapa Mesti Susah?

Erik (37) Peserta JKN-KIS Segmen Pekerja Penerima Upah (PPU)

SIDOARJO, JATIM, BN – Semangat Erik Kurniadi (37) menceritakan pengalamannya menjadi Peserta Program JKN-KIS (26/02). Erik menjadi Peserta JKN-KIS sejak tahun 2015 melalui perusahaan tempatnya bekerja. Sejak menjadi Peserta JKN-KIS dan menggunakan KIS, tak pernah sekalipun Erik mendapatkan pelayanan tidak baik di fasilitas kesehatan tempatnya.

“Pengalaman saya ketika pakai KIS, saya dilayani dengan baik. Pokoknya pelayanannya enak, komunikasi dan konsultasi dengan dokter nyambung, dokternya tanggap dan yang paling penting…cantik dan ramah,” jelas Erik sambil tertawa.

Bagi Erik menjadi Peserta JKN-KIS sangatlah penting. Walaupun dirinya berasal dari peserta segmen pekerja, tapi Erik selalu mengedukasi kerabatnya untuk menjadi Peserta JKN-KIS dan mematuhi seluruh ketentuan program JKN-KIS.

“Kenapa saya bilang penting, karena kita tidak pernah tahu kapan kita sakit. Apalagi kalau pas tidak punya uang, lalu mendadak sakit. Di saat itulah Kartu Indonesia Sehat ini bisa sangat membantu sekali menjadi Dewa Penyelamat kita, dan pesan saya  jangan lupa bayar iuran ya, ” terang Erik.

Erik pun sedikit bercerita pengalamannya ketika istrinya mengandung dan bayi sudah mau keluar padahal usia kandungan masih 8 bulan sehingga istrinya diharuskan untuk rawat inap. Padahal saat itu dirinya belum menjadi Peserta JKN-KIS yang kemudian harus membayar sendiri. Maka dari itu Erik merasa lega dirinya dan keluarganya telah menjadi Peserta JKN-KIS.

Ketika tim kami mengutarakan keresahan yang menghantui sebagian orang mengenai obat yang diberikan bagi Peserta JKN-KIS, Erik menepis keresahan tersebut.

“Obat yang diberikan yang sama saja mbak, semua itu kembali ke keyakinan pasien kepada dokter yang menanganinya. Buat saya Sing Penting Yakin,” canda Erik.

Erik melanjutkan ceritanya mengenai berbagai macam kemudahan yang ia dapatkan setelah menjadi peserta. Salah satunya adalah kemudahan melalui aplikasi Mobile JKN. Erik memamerkan Aplikasi Mobile JKN yang sudah ia unduh di telepon genggamnya.

“Lo ini lo saya juga sudah download Mobile JKN lo mbak. Lo ini disini sudah bagus, ada kartu peserta digital juga. Jadi kalau nanti-nanti saya sakit, tapi saya nggak minta ya mbak, kalau saya butuh ke fasilitas kesehatan, saya bisa tinggal menunjukkan kartu digital. Sudah tidak perlu repot lagi,” terang Erik.

“Makanya saya suka heran sama orang yang tidak mau mendaftar jadi peserta. Wong iurannya per bulan ya murah, pelayanannya bagus, kemudahannya juga banyak. Terus kenapa tidak mau jadi peserta? Nanti kalau sakit, bingung cari biaya berobat. Jangan sampe berhutang untuk berobat, kalau bisa jadi Peserta JKN-KIS, kenapa mesti susah?”, tutup Erik. (boody/rn)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button