JATENG

Mengintip Keunikan PPDB di SMPN 1 Jogonalan Klaten

Botol Plastik Bekas Ditukar Dengan Stopmap Gratis

KLATEN, JATENG, BN – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 1 Jogonalan Klaten tahun ini terlihat berbeda dibanding PPDB pada tahun-tahun sebelumnya. Pada PPDB tahun ini setiap calon siswa yang mendaftar di sekolah tersebut diminta untuk membawa 1 botol plastik bekas ukuran 1,5 liter. Botol tersebut selanjutnya ditukarkan dengan stopmap untuk pendaftaran secara gratis.

Sampai hari kedua pendaftaran PPDB secara online tercatat sudah ada 450 calon siswa yang mendaftar dari kuota 288 siswa yang tersedia.

Kepala SMPN 1 Jogonalan Klaten Endah Sulistyowati kepada Bidik Nasional mengatakan, inisiatif penukaran botol plastik bekas ukuran 1,5 liter dengan stopmap yang diberlakukan di sekolah yang dipimpinnya tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung program sekolah meraih predikat Adiwiyata Mandiri tingkat nasional. Selain itu, kegiatan yang dilakukan saat PPDB tahun ini juga sejalan dengan program sekolah untuk stop penggunaan plastik di sekolah.

“Apa yang kami lakukan merupakan salah satu cara untuk mengedukasi siswa agar dapat mengelola sampah utamanya limbah plastik secara benar. Sampah plastik bila dikelola dengan baik sebenarnya dapat memberikan manfaat. Botol-botol tersebut akan kami buat ecobrick yang nantinya akan diletakkan berjajar rapi seperti pagar yang manfaatnya untuk hiasan,” kata Endah, Selasa (3/7) pagi.

Ecobrick Karya Siswa SMPN 1 Jogonalan Klaten

Endah menjelaskan, Ecobrick dibuat dengan menggunakan botol plastik yang sebelumnya sudah diisi padat dengan limbah plastik sehingga mampu memberi kehidupan baru bagi limbah plastik.

Menurutnya, limbah sampah seperti plastik sejatinya bila dikelola dengan baik maka bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih berguna lagi. Ia mengatakan, pembuatan ecobrick merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

“Kami berharap apa yang telah dilakukan di SMPN 1 Jogonalan Klaten untuk mengelola sampah plastik secara bijak akan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lainnya untuk melakukan hal yang sama. Penanganan sampah yang ada sebenarnya tidak terlepas dari tanggungjawab antara pihak sekolah dengan masyarakat,” pungkasnya. (rkt)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button