LAMPUNG

Desa Sedampah Indah Terus Berbenah

LAMPUNG BARAT, BN-Sedampah Indah merupakan salah satu pekon (desa) di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah 346 KK dan berpenduduk 1564 jiwa. Penduduknya sangat majemuk, 87% pendatang suku Jawa.

“Adat Jawa masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari, seperti tradisi malam syuro rutin di gelar di masjid dengan acara do’a bersama dengan tujuan untuk mohon kepada Allah SWT untuk membersihkan segala kotoran baik secara zhohir/ bathin yang ada di bumi dan mohon untuk kedepan selalu di berikan kebaikan, keberkahan dan dijauhkan dari segala musibah, bencana,” jelas Suratal selaku Peratin (Kades) asli Lumajang Jatim kelahiran Pringsewu Lampung.

Menurutnya, Ia sudah memasuki priode kedua memimpin Pekon Sedampah Indah sebagai peratin pertama sejak memisahkan diri dari pekon (Desa) Induk Padang Cahya Tahun 2010.

Ia menjelaakan, pada tahun Anggaran 2019 ini Pekon Sedampah Indah melalui Dana Desa membangun infrastruktur yakni pembangunan jalan lingkar Pekon untuk menghubungkan Pemangku (Dukuh) yang satu dengan Pemangku yang lainnya, sarana air bersih yakni pengembangan jaringan dan sarana informasi dan komunikasi.

Adapun yang menjadi tantangan terberat baginya adalah rendahnya SDM Aparatur Pemerintahan Pekon.

“Guna mengatasi permasalahan tersebut kedepan kami akan bekerjasama dengan pihak terkait untuk memberikan bimbingan dan pendampingan bagi aparatur pekon guna untuk mempermudah pengrealisasian dari inisiatif dan inovasi yang akan di terapkan peratin,” imbuh Suratal.

Pekon Sedampah yang secara geografis berada di pegunungan dengan potensi yang sangat menonjol adalah tanaman hortikultura dan perkebunan kopi.

Pekon Sedampah secara teritorial berbatasan dengan Pekon Padang Cahya (Kecamatan Balik Bukit), Pekon Tapak Siring (Kecamatan Sukau), Pekon Lumbok Timur (Kecamatan Lumbok Seminung) dan TNBBS.

Pekon Sedampah Indah dengan mata pencaharian masyarakatnya mayoritas petani.

Bicara masalah impian dan harapan kedepannya, Suratal mengimpikan Pekon Sedampah Indah akan menjadi sentra sayur mayur dan memiliki pasar tersendiri yang dikelola oleh Bumdes selaras dengan potensi yang dimiliki pekon.

“Kami terus berpacu membenahi di segala aspek guna untuk mengejar ketertinggalan dari pekon/ desa yang telah lebih dulu maju. Tapi kami merasa bangga sebab baru berumur 10 tahun kami telah mampu mensejajarkan diri dengan Pekon yang lebih tua usianya. Semua itu tidak terlepas dari berkat kerjasama yang baik dari seluruh komponen masyarakat serta ditopang dana yang cukup besar yang bersumber dari APBN dan APBD Propinsi dan Kabupaten,” pungÄ·asnya. (FIK)

Related Articles

Back to top button