LAMPUNG

Pembangunan Jalan Poros Bunuk Lambar Diduga Asal-Asalan

LAMPUNG BARAT, BN-Pekerjaan bidang fisik di Pekon Hanakau, Kecamatan Sukau Lampung Barat yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2020 dipusatkan di dua titik yakni, rabat beton dengan volume panjang 400 meter x Lebar 3 meter dan tebal x 0,20 m di Pemangku Hanakau satu dengan pagu anggaran Rp 302.670.000 dan rabat beton di pemangku Pardasuka Induk.

‎Pekerjaan tersebut diduga dikerjakan “asal-asalan”.‎ Selain masalah kwalitas pekerjaan, juga perekrutan tenaga kerjanyapun diduga menyalahi ketentuan yang ada. Pasalnya, para pekerjanya direkrut dari luar Pekon bahkan luar Kecamatan.

Berdasarkan pantauan bidiknasional.com di lapangan, Jum’at (1/5) ditemukan adanya keganjilan. Adukan untuk lapisan bagian bawah itu tidak sama dengan adukan untuk lapisan bagian atas.

Untuk lapisan bagian bawah diduga asal-asalan sedangkan dibagian atas itu relatif bagus.

Dikonfirmasi dengan para pekerja mereka menjawab bahwa mereka hanya pekerja. “kami ini hanya buruh harian mas,” terang pekerja.

Peratin setempat Rosidah ketika dikonfirmasi via sambungan WhatsApp sampai berita ini dinaikkan tidak memberikan jawaban.

Jurutulis Pekon Asolin dikonfirmasi via telepon selulernya diwaktu yang hampir bersamaan menjelaskan bahwa pekerjaan itu bukan urusannya.

“Oh, kalo masalah itu bukan urusan saya. Bila tahun lalu memang benar saya yang TPK-nya. Tapi untuk sekarang itu Kaur pembangunan yang menghandle semuanya,” terang Asolin.

Sementara itu, Kaur Pembangunan Pemerintah Pekon setempat Aswadi dikonfirmasi via telepon selulernya membenarkan bahwa pekerjaan itu dia yang menghandle.

“Ya benar saya yang menghandle. Tapi saya hanya tahu volumenya saja yakni panjang 400 meter x Lebar 3 meter dan tebal 0,20 meter. Diluar itu saya tidak tahu. Saya hanya disuruh melangsir material. Kalo Abang menanyakan tentang adukan dan komposisi adukannnya, wah saya tidak tahu. Abangkan tahu sendiri gimana sitem dan pola di Pemerintahan Pekon kita,” tandas Aswadi.

Sementara itu, Camat Sukau Hadi Sutanto dihubungi via jaringan telepon selulernya tidak bisa dihubungi.

Salah seorang anggota DPRD setempat dari komisi 2 yang membidangi masalah pembangunan, Tomy Ardi dari Fraksi Partai Golkar dikonfirmasi Jumat malam via saluran WhatsAppnya tidak berkenan memberikan tanggapan.

Alasannya itu wilayahnya Aleg dapil satu. “konfirmasikan dengan Aleg dapil satu aja karena itu wilayah mereka. Nanti saya nggak enak,” jawabnya singkat.

Bambang Dwi Saputro Anggota komisi 2 dari dapil satu legislator dari Fraksi PDIP dikonfirmasi via WhatsAppnya, Jum’at malam sampai berita ini ditayangkan belum memberikan keterangan.

Terkait adanya dugaan pekerjaan asal-asalan itu membuat masyarakat kecewa. Supendi, Nasrudin, Adi Suwito dan beberapa warga lainnya minta pihak-pihak terkait untuk segera turun tangan dan nengambil sikap terkait dugaan tersebut.

“Kami selaku warga penerima manfaat merasa sangat kecewa dengan kwalitas dari pekerjaan jalan tersebut. Jalan tersebut nantinya akan dilalui kenderaan yang memuat barang dan sayuran yang tonasenya cukup berat, artinya bila kwalitasnya “asal- asalan” dikhawatirkan tidak dalam itungan tahun jalan tersebut akan rusak,” terang mereka.

“Sebenarnya warga disini ada dan mau bekerja di proyek ini bila ditawari dan kami minta lembaga terkait jangan korbankan masyarakat hanya untuk melindungi oknum-oknum yang diduga merugikan kami,” tegas mereka. (FIK)‎

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button