LSM Kobra DPC Banyuwangi Minta Pemprov Jatim Tangani Pengungsi Gempa Bumi Lombok
BANYUWANGI, JATIM, BN – Tahun 2018 ini dan tepatnya Bulan Agustus saudara kita sebangsa setanah air Indonesia di Pulau Lombok mengalami musibah bencana alam gempa bumi tepatnya di Lombok Timur yang mengakibatkan kerugian sangat besar mulai rumah-rumah warga yang roboh, rusak, hancur bahkan sampai ada ratusan korban meninggal dunia.
Diketahui Lombok sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di Sebelah Barat dan Selat Alas di sebelah Timur dari Sumbawa.
Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam “ekor” disisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km² menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram.
Adanya gempa bumi di Lombak mengakibatkan trauma dan kerugian materil yang cukup banyak terhadap masyarakat.
Trauma tersebut dialami banyak warga Lombok, salah satu contohnya keluarga mas Kholit. Ia bersama istrinya Yuni yang mengalami musibah bencana alam gempa bumi menjadikan, ia dan keluarga keluar dari Lombok untuk mencari tempat perlindungan yang aman dari gempa.
Saat di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, terlihat sangat memprihatinkan, terlunta-lunta di Pelabuhan Ketapang karena kehabisan bekal. Keadaan semacam ini akhrnya terpantau oleh LSM Kobra DPC Banyuwangi.
Relawan LSM Kobra DPC tak tinggal diam langsung memberikan pertolongan adanya pengungsi gempa bumi Lombok yang terdampar di Pelabuhan Ketapang.
Mas Kholit bersama istrinya menyampaikan pada Ketua LSM KOBRA DPC Banyuwangi Daud Djoni dirinya adalah pengungsi gempa bumi Lombok.
“Benar pak, saya bersama istri dan 3 anak pulang ke Kalibaru Banyuwangi naik kendaraan truck yang dibantu oleh sopir mulai dari rumah Lombok sampai pelabuhan Gilimanuk. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke rumah di Banyuwangi. Namun bekal kami habis dan kami kini kami terdampar Pelabuhan Ketapang dengan berbekal baju seadanya,” jelasnya Jumat (24/08/2018).
Mas Kholit menambahkan bahwa dirinya asli kelahiran Kalibaru Banyuwangi kalau istrinya asli Pohgading Sambilia Lombok Timur.
“Kami mengungsi karena trauma, sehingga memutuskan ingin pulang ke Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur,” tuturnya.
Ditanya Djoni terkait bantuan yang diberikan pemerintah kepada pengungsi, mas Kholit menyatakan belum ada.
“Bantuan dari pemerintah sepenuhnya belum ada yang diterima oleh warga di daerah kami, sehingga kami mengungsi ke Banyuwangi,” terangnya.
Djoni selanjutnya mengantarkan keluarga Kholit dan Yuni ke Polsek Kalipuro untuk dimintaikan bantuan supaya warga pengungsi bencana gempa Lombok bisa pulang ke Kalibaru, dan sampai di Polsek Kalipuro diterima baik oleh petugas penjagaan dan selanjutnya oleh petugas jaga Polsek bersama anggota lainnya diantarkan ke stasiun kereta api Banyuwangi Baru ketapang untuk dinaikkan kereta api jurusan Jember – Surabaya.
Ketua LSM KOBRA DPC Banyuwangi Daud Djoni akrab disapa mas Djoni menjelaskan,” kami ikut perihatin dengan terjadinya musibah bencana gempa di Lombok, oleh karena itu Kami menghimbau serta meminta kepada Gubernur Jawa Timur H. Ir. Soekarwo bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama jajarannya, bilamana himbauan Kami diterima, yaitu untuk mempersiapkan tenda penampungan dan sembako, makanan dan minuman guna mengantisipasi sewaktu-waktu banyak pengungsi bencana gempa Lombok ada yang mau pulang ke Jawa lewat pelabuhan ketapang – gilimanuk Bali,” jelasnya pada wartawan BIDIK Nasional, Jumat (24/08/2018).
“Kami berharap semoga semua instansi manapun ikut peduli dengan terjadi musibah bencana gempa di Lombok NTB,” pungkasnya. (TIM BIDIK NASIONAL)