Pameran IBD EXPO 2018, Perhutani Masih Andalkan Pendapatan Dari Penjualan Kayu Loq
SURABAYA, JATIM, BN – Perusahaan Perum Perhutani masih mengandalkan pendapatan utamanya dari penjualan kayu log (gelondong), hal itu disampaikan oleh Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Endung Trihartaka saat menghadiri sebuah pameran Indonesia Business & Developent Expo (IBDexpo), Jum’at, (05/10/2018) yang digelar di Grand City Surabaya mulai tanggal 3 sampai 6 Oktober 2018.
Kadivre Jatim yang belum lama menjabat ini, Perhutani sudah membuka layanan pembelian kayu gelondong dengan sistem online yang bisa diakses di www.tokoperhutani.com .
“Keunggulan dari pembelian kayu via online ini sangat menghemat waktu dibandingkan secara konvensional, selain itu penjualan secara online bisa menghindari transaksi kayu illegal” ujar Endung Trihartaka.
Cara belanja online kayu pun mudah, setelah memilih kapling kayu secara online, pembeli akan mendapat kode booking dan membayar langsung kayu yang telah dipilih. Bukti pembayaran dapat digunakan pembelian untuk pengambilan kayu di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perum Perhutani yang ada di pulau Jawa termasuk Jawa Timur, lanjutnya.
Melalui Pameran yang bertajuk IBD expo 2018 yang digelar oleh Kementerian BUMN ini Endung mengharapkan agar masyarakat Indonesia mendapatkan kemudahan dan memperoleh informasi mengenai produk, peluang bisnis dan pembangunan Indonesia dan bertujuan sebagai satu atap informasi tentang kinerja, prestasi dan program kerja dari produk-produk Indonesia, khususnya produk-produk Perhutani.
Masih menurutnya selain mengandalkan penjualan kayu log, Perhutani juga memacu perolehan pendapatan dari industri non kayu berupa gumrosin dan menggerakkan sektor wisata alam yang dimiliki.
Selain itu kata Endung potensi Wisata alam Perhutani ini diyakini mampu mendongkrak pendapatan selain dari penjualan kayu dan gumrosin.
Perhutani sendiri saat ini memiliki 236 destinasi wisata yang tersebar dari ujung timur sampai ujung barat Pulau Jawa.
Namun kontribusi bisnis dari sektor pariwisata ini memang relatif kecil dibanding dengan perolehan pendapatan dari kayu dan gumrosin, namun dengan peluncuran canopy sebagai rebranding ecotourism pada tahun lalu.
Endung optimis dari sektor pariwisata ini dapat segera mendongkrak pendapatan perusahaan kedepannya. (Jati)