JATIM

Petani Keluhkan Harga Jagung Tidak Stabil

TUBAN, JATIM, BN – Petani jagung di kabupaten Tuban bulan Maret ini tiba musim panen raya. Sayangnya Petani di Tuban mengeluhkan harga jagung di musim panen raya tahun 2018 di prediksi harga nya turun bila di banding tahun lalu.

Di ujung musim penghujan akan berakhir maka petani jagung akan menikmati jerih payahnya menanam tanaman Jagung di ladangnya selama 3,5 bulan. Karena petani penadah hujan hanya mengandalkan musim hujan.

Salah satu istri petani di Kedung Ombo kecamatan Semanding yang lagi menjemur jagung di depan rumah saat di temui BN, Jumat, 9/3. “Setelah jagung di pipil maka kami jemur sampai kering. Setelah kering maka kami akan jual. Sudah ada beberapa orang pembeli datang ke rumah menanyakan jagungnya. Harga jagung kering perkilo nya di hargai Rp.3 ribu/kg. Kalau musim panen raya biasanya di beli dengan harga murah oleh pengepul” ungkap Mariah.

Sedangkan tahun kemaren bisa menjual dengan harga 4 ribu/kg. Kalau saya menjual siapa penawaran yang tinggi maka saya akan menjual ke penawar itu. Karena biaya mulai menggarap tanah, beli bibit, beli pupuk, biaya mengongkosi tenaga untuk membersihkan rumput. Kalau harga murah kami hanya kembali modal aja, lanjutnya.

Di tempat berbeda salah satu pemilik lahan jagung di desa Prunggahan kulon, Lek Gono saat di temui BN. “Hasil panen jagungnya bagus. Sayangnya harga jualnya jagung turun bila di bandingkan dengan harga jagung tahun lalu. Ada kabar kalau harga jual jagung di beli oleh tengkulak dengan harga 2.9 ribu/kg. Harga jual jagung dari petani tidak stabil (naik turun)” ujar Lek Gono. (adi)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button