JATIM

Lomba Tradisional Dispora Surabaya Tidak Netral

Wasit yang pimpin pertandingan SDN Krembangan Selatan 1 VS Simomulyo V

SURABAYA, JATIM, BN – Pada Tanggal 8-9 September 2018, Dispora Surabaya melaksanakan kegiatan lomba-lomba tradisional tingkat Sekolah Dasar (SD) se Surabaya.

Lomba tradisional itu yakni Lomba Hadang (Gobak Sodor) Putra dan Putri, Tarik Tambang, Putra dan Putri, Lomba Egrang Batok Putra dan Putri, Lari Balok Putra dan Putri, Terompah Panjang Putra dan Putri. Dalam perlombaan di ikuti oleh ratusan tim dari sekolah dasar se Surabaya.

Agar pelaksanaan lomba netral Dispora Surabaya menujuk wasit-wasit yang tergabung dalam Federasi Olah Raga Rekreasi Indonesia (Formi) Surabaya.

Pada pelaksanaan lomba tradisional hari pertama tanggal 8 September 2018 berjalan lancar tanpa kendala apa-apa, juri atau wasit dari Formi masih netral.

Pada hari kedua wasit mulai bermain, hal tersebut terlihat dari kepemimpinan wasit yang memimpin pertandingan Hadang Putri SDN Krembangan Selatan 1 malawan SDN Simomulyo V.

Pada babak pertama terjadi insiden, salah satu pemain dari SDN Simomulyo V kena di kotak dalam terakhir, pencatat angka bilang kena didekat penjaga dari SDN Krembangan Selatan, namun wasit tidak meniupkan pluit, sedangkan wasit 2 hakim garis tidak memperperhatikan dan melihat anak SDN Simomulyo V yang kena.

Karena mendengar pencatat angka bilang kena, anak – anak SDN Krembangan 1 berlari ke depan dan diikuti anak-anak dari SDN Simomulyo V.

Sampai di depan hakim utama bilang, masih berlanjut. Anak-anak dari SDN Krembangan Selatan 1 bersama dengan anak SDN Simomulyo itu cepat cepat mengambil posisi yang menguntungkan.

Semua anak SDN Simomulyo mengambil tempat yang menguntungkan digaris luar paling belakang, pencatat angka kemudian mencacat skornya.

Adanya insiden itu, wasit tidak menghentikan pertandingan atau melakukan jedah dan memposisikan anak ditempat semula, agar pertandingan berjalan adiil, Pertandingan tetap teruskan.

Adanya insiden itu, Agus melakukan protes ke salah satu hakim garis. Wasit garis asal Krembangan itu kemudian tambah menunjukan wasit punya wewenang penuh,” jangan bilang ke anak ada wasitnya, biar wasit yang menentukan,” kata salah satu wasit garis asal Krembangan ini.

Kepada bidiknasional.com, Agus mengungkapkan bahwa pertandingan ini tidak berjalan netral,” bagaimana 4 wasit garis tidak memberikan isyarat adanya tim lawan yang balik kucing padahal mereka jelas melihat tim lawan yang ikut lari kedepan, apalagi wasit depan dan belakang tidak membunyikan pluit untuk melakukan jedah pada atas insiden ini. Ini pertandingan yang sangat aneh dan tidak profesional,” terangnya.

“Adanya insiden itu, anak kami menjadi drop, karena merasa dikerjain wasit,” tambah Agus.

“Kami juga melakukan keberatan kepada panitia atau Dispora Surabaya, di suruh menghubungi Handle, kita tanya solusinya belum ada jawaban,” pungkasnya. (red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button