Ilustrasi seragam sekolah
KEDIRI, BIDIKNASIONAL.com – Pimpinan LSM RATU, Saiful iskak dikonfirmasi media menyatakan tegas meminta agar tidak ada pemaksaan pembelian seragam sekolah apalagi dengan harga yang mahal.
“Pemaksaan pembelian seragam sekolah harus melalui sekolah, jelas merupakan bentuk pungli terselubung,” tegas Saiful Ketua LSM Ratu.
Satu kasus yang viral beberapa hari ini, kata Syaiful, adalah biaya pembelian seragam sekolah di SMAN 1 Tulungagung. Nota pembelian seragam tertulis harga keseluruhan sebesar Rp 2,3 juta. Bentuknya masih kain kecuali baju seragam olahraga.
Syaiful ketua LSM Ratu. (Foto: Ist)
Di Kabupaten kota kediri ada pengaduan masuk ke kantor LSM RATU, di beberapa sekolah tingkat SMPN, SMAN, SMKN,MAN bahkan sekolah swasta, terkait hal yang sama pembelian seragam dengan jumlah jutaan rupiah. “Rencana LSM RATU akan membuat laporan pengaduan kepada kejaksaan negeri kabupaten dan kota kediri mas,” tegas Syaiful.
“Pasti ada embel-embel beli di sekolah saja agar seragam. Kalau beli di luar nanti beda warna dan jenis kain. Ini pemaksaan dengan dalih agar seragam nanti sama. Fungsi sekolah seketika berubah menjadi pasar yang menjual komoditas. Siapa yang menangguk untung secara ekonomi di penjualan seragam ini?” Tanya Saiful.
Dan biaya sebesar itu hanya berupa kain. Masih ada ongkos jahit yang menjadi beban orangtua murid.Saiful menyatakan LSM RATU meminta cabang dinas, dinas pendidikan, Kemenag kabupaten kota Kediri ,mengawasi ketat pungli yang disamarkan menjadi pembelian seragam yang mahal, pengenaan sumbangan uang gedung, dan masih banyak lagi.
“Jangan sampai muncul impresi hanya anak-anak dari keluarga kaya saja yang layak sekolah. Jangan sampai pula terjadi diskriminasi terhadap siswa yang memilih membeli seragam yang lebih murah di luar sekolah. Sekolah untuk tempat belajar, bukan tempat oknum memburu untung,” tutupnya.
Laporan: ND
Editor: Budi Santoso