Sony Mardiyanto BPJS Watch : Semoga Bapak Presiden, Tidak Salah Memilih Jajaran Direksi dan Dewas BPJS
SURABAYA, JATIM, BN – Tangal 7 Januari 2021 Menteri Sekretaris Negara mengumumkan nama-nama calon Dewan Direksi dan Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJamsostek) dan BPJS Kesehatan.
Pengumuman ini menindaklanjuti surat dari Pansel kepada Presiden tanggal 15 Desember 2020 lalu, yang berisi 14 nama calon direksi BPJamsostek dan 16 Nama calon direksi BPJS Kesehatan, serta nama calon dewan pengawas kedua BPJS.
Bila diperhatikan komposisi para calon direksi BPJamsostek dan BPJS kesehatan cukup menarik dan akan banyak kejutan karena mayoritas direksi petahana gugur menuju belasan besar bursa calon direksi BPJS.
Calon Direksi BPJamsostek
Dari ke 14 calon direksi BPJamsostek tidak ada satupun direksi petahana yang lolos termasuk Dirut BPJAMSOSTEK Agus Susanto, sejumlah nama calon direksi dari eksternal BPJAMSOSTEK ada 8 nama dan 6 Nama calon dari internal BPJAMSOSTEK.
Publik tentu berharap calon Dirut dan Direksi yang terpilih nanti mayoritas berasal dari internal BPJAMSOSTEK karena lebih paham tata kelola penyelenggaraan program.
Mengingat pada periode saat ini jajaran Direksi dari Internal hanya satu orang saja yaitu Elyas Lubis selaku Direktur Kepesertaan, Komposisi ini menjadikan BPJAMSOSTEK terlihat seperti korporasi profit daripada asuransi sosial, ini tak boleh terjadi lagi pada periode mendatang.
Namun bila melihat calon direksi BPJAMSOSTEK berdasarkan segmentasi registrasi seleksi maka calon Dirut BPJAMSOSTEK tersisa hanya satu orang calon itupun dari eksternal, yaitu Anggoro Eko Cahyo yang saat ini menjabat Wakil Dirut Bank BNI, dan Pekerja Indonesia harus “legowo” dipimpin lagi oleh Dirut dari eksternal.
Nah, agar rute jaminan sosial ketenagakerjaan lebih terarah maka mayoritas jajaran Direksi harus diisi dari internal, supaya perlindungan sosial terhadap pemenuhan hak pekerja menjadi prioritas utama dari lainnya termasuk investasi, meskipun keduanya sama sama penting.
Calon Direksi BPJS Kesehatan
Mayoritas calon Direksi BPJS Kesehatan
dari eksternal, dan dari 16 nama calon direksi BPJS Kesehatan hanya 6 nama dari internal sedangkan 10 nama berasal dari eksternal.
Bila “meramal” calon Dirut BPJS Kesehatan berdasar segmentasi administrasi seleksi maka hanya 3 (tiga) nama yang “berhak” lolos sebagai Dirut BPJS Kesehatan yaitu Ali Ghufron Mukti, Eddy Sulistijanto dan Evi Afiatin.
Dari ketiga nama hanya Eddy Sulistijanto berasal dari Internal BPJS Kesehatan, dua lainnya dari eksternal.
Ada hal yang menarik perhatian publik yakni lolosnya Ali Ghufron Mukti pada 16 besar sebagai calon Direksi BPJS Kesehatan, publik langsung diingatkan kembali pada tahun 2005 ada peristiwa gugatan dan penolakan terhadap UU SJSN yang mana beliau sebagai salahsatu tim penggugat UU SJSN yang akhirnya melahirkan putusan MK No 007/PUU-III/2005.
Akan terlihat mengherankan apabila seseorang yang dulu menolak UU SJSN sekarang malah ingin menjabat pada lembaga jaminan sosial yang dulu digugatnya. Dalam hal ini reputasi dan nama baik Presiden Jokowi dipertaruhkan.
BPJS adalah lembaga yang akan terus disorot keberadaannya karena bersentuhan langsung dengan perlindungan resiko sosial rakyat.
Oleh karena itu selain punya intelektualitas dan kapabilitas, yang terpenting adalah integritas dan konsistensi terhadap perjuangan jaminan sosial.
Pada prinsipnya pengelolaan suatu institusi akan lebih baik bila dikelola oleh orang-orang yang memahami seluk beluk manajerial dari dalam supaya sistem semakin baik,” bukan kehancuran”.
Ibarat petuah bijak, “Bila jabatan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya maka tunggu kehancurannya”. Semoga saat pengumuman akhir tanggal 19 Februari 2021 nanti Bapak Presiden Jokowi, tidak salah memilih jajaran Direksi dan Dewas BPJS periode 2021-2026.
Semoga kedepan bangsa ini semakin sejahtera seiring membaiknya sistem jaminan sosial kita. (boody)