Proyek Peningkatan Jalan Pelabuhan Peranggas – Sungai Kayu Ara Dituding Asal Jadi Dan Diduga Dikerjakan Dengan Tidak Sesuai Spesifikasi Teknis
MERANTI, RIAU, BN – Proyek peningkatan jalan Pelabuhan Peranggas – Sungai Kayu Ara dituding asal jadi dan diduga dikerjakan dengan tidak sesuai spesifikasi tekhnis karena meskipun baru saja selesai dikerjakan beberapa waktu lalu namun kondisi jalan base yang merupakan jalan poros yang menghubungkan 4 desa di dua kecamatan tersebut kini sudah mulai terlihat rusak seperti aspalnya yang sudah mulai terkelupas dan di beberapa titik badan jalan timbunan sirtu atau base nya pun sudah mulai terkikis.
Informasi yang diperoleh media ini dilapangan, proyek tersebut dilaksanakan dengan mengunakan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK PENUGASAN) APBD Kabupaten Kepulauan Meranti tahun anggaran 2018 yang dilaksanakan oleh PT. ANDAM DEWI LESTARI dengan nilai kontrak sebesar Rp. 18.678.798.388 (Delapan belas milyar enam ratus tujuh pulah delapan ribu tiga ratus delapan puluh delapan rupiah).
Pejabat pelaksana Tekhnis (PPTK) kegiatan proyek tersebut Rahmat Kurnia yang dikonfirmasi awak media ini dikantornya mengaku pekerjaan tersebut telah selesai dan kontraktor pelaksana pun sudah menerima pembayaran atau termin 100 persen.
Terkait kondisi aspal jalan yang kini sudah mulai terlihat rusak dan terkelupas, Rahmat Kurnia yang biasa disapa Aang berkilah jika pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan system Prime Coat yang memang disadari sejak awal tidak akan bertahan lama.
Dijelaskan Aang mengapa proyek tersebut mengunakan tekhnis Prime Coat padahal sudah diketahui tidak akan bertahan lama Aang beralasan kalau proyek tersebut merupakan DAK PENUGASAN jadi sesuai aturan maka pelaksanaannya harus sampai tuntas sedangkan untuk melaksanakan sampai tuntas menjadi jalan Hot Mix saat ini belum memungkinkan maka diputuskan mengunakan tekhnik system Prime Coat.
Menanggapi hal tersebut, M. Rafi, Ketua LSM TPK Kabupaten Kepulauan Meranti mengatakan alasan yang dikemukakan tersebut dinilai tidak tepat dan terkesan dipaksakan.
Menurut Rafi, apapun alasannya pekerjaan Prime Coat atau apapun istilah lain yang akan digunakan, penyiraman aspal pada agregat base B seperti yang kerjakan pada proyek peningkatan jalan Pelabuhan Peranggas – Sungai Kayu Ara tersebut adalah tidakan yang mubazir dan pemborosan anggaran.
“Terbukti dilapangan belum dua bulan aspal yang disiram sudah habis terkikis dan harapan masyarakat untuk dapat menikmati sarana infrastruktur jalan yang baik dan berkualitas tak juga terwujud padahal anggaran yang sudah dikeluarkan lumayan besar,” kata Rafi.
Untuk diketahui, Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan Prime Coat merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A. Sedangkan fungsi dari lapis resap pengikat antara lain memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal, dan mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal dan menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca khususnya hujan sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan.
“Jadi jika tekhnik Prime Coat tersebut diterapkan diatas agregat kelas B yang jelas jelas dalam waktu dekat tidak akan ditingkatkan untuk pengaspalan ataupun Hot Mix maka hal tersebut pasti sia-sia,” tegas Rafi.
Dikatakan Rafi, selain permasalahan pemborosan anggaran, “kami juga melihat adanya indikasi dugaan penyimpangan pada pelaksanaan proyek peningkatan jalan Pelabuhan Peranggas – Sungai Kayu Ara,” ungkapnya.
Menurut Rafi, ketebalan timbunan agregat Base B yang dilaksanakan kontraktor pelaksana proyek diduga tidak sesuai spesifikasi tekhnis karen dibeberapa titik disepanjang jalan proyek tersebut ditemukan bagian bagian yang sangat tipis sehingga saat ini jalan base tersebut sudah mulai berlubang.
“Kita akan mendesak aparat penegak hukum untuk segera turun menyelidiki adanya dugaan penyimpangan pada proyek ini,” kata Rafi mengakhiri.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Meranti, Herman sampai berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi karena setiap didatangai dikantornya Herman tidak pernah berada di tempat. (MR/AS)