JATENG

Perangi Sampah Plastik, Siswa SMPN 1 Jogonalan Klaten Bikin Ecobrick

Siswa Menunjukkan Botol Plastik untuk Membuat Ecobrick

KLATEN, JATENG, BN – Ratusan siswa SMPN 1 Jogonalan Klaten mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Salah satu materi yang diberikan dalam kesempatan tersebut adalah bagaimana cara membuat batu bata ramah lingkungan atau ecobrick. Kegiatan berlangsung di halaman sekolah setempat, Rabu (17/7) pagi.

Selain siswa kelas VII (tujuh), kegiatan juga diikuti siswa kelas VIII, siswa kelas IX, staf guru dan karyawan di lingkungan SMPN 1 Jogonalan Klaten.

Aktivis lingkungan dari Lembaga Studi dan Tata Mandiri (Lestari) Jogjakarta Agus Hartono yang hadir sebagai pembicara mengatakan, pelatihan pembuatan ecobrick kepada siswa merupakan salah satu cara mengedukasi anak sejak dini untuk bisa memanfaatkan sampah plastik secara baik.

“Pelatihan ini menurut saya merupakan salah satu cara mengedukasi lebih pada bagaimana kita menjaga bumi agar sampah yang selalu dihasilkan tidak langsung kita buang atau kita bakar. Tas kresek itu memerlukan waktu antara 10 hingga 20 tahun baru bisa hancur. Pembuatan ecobrick merupakan salah satu cara untuk memperlakukan sampah plastik secara benar. Sayangnya pembuatan ecobrick belum begitu populer di masyarakat,” katanya.

Siswa Tengah Membuat Ecobrick

Aktivis lingkungan tersebut menambahkan, setiap pembuatan ecobrick dengan memanfaatkan botol plastik bekas ukuran 600 ml maka akan memerlukan sekitar 60 hingga 70 tas kresek dalam berbagai ukuran.

Menurutnya, dengan jumlah sampah plastik yang diperlukan tersebut maka bisa dibayangkan berapa banyak kita telah bisa mengurangi percepatan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) itu penuh.

Terpisah, Kepala SMPN 1 Jogonalan Klaten Endah Sulistyowati kepada wartawan mengatakan, kegiatan pembuatan ecobrick merupakan salah satu rangkaian kegiatan MPLS dengan tema “Aksiku untuk Bumi”. Tujuannya adalah mengajarkan kepada siswa untuk melakukan pemilahan sampah kemudian memanfaatkannya dengan jalan membuat batu bata ramah lingkungan atau ecobrick.

“Harapan saya dalam satu bulan ini kita bisa mendapatkan seribu ecobrick. Kami pernah menghitung bahwa untuk membuat ecobrick menggunakan botol plastik ukuran 1,5 liter kita memerlukan sekitar 150 tas kresek. Bisa dibayangkan sudah berapa banyak sampah plastik yang bisa kami kelola. Ecobrick yang kami hasilkan tersebut kelak akan kami gunakan untuk membuat pagar, meja taman dan gapura,” jelas Endah. (rkt)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button