JATIM

Sutrami Peserta BPJS Kesehatan : Sakit dan Perlu Biaya Besar, Ya JKN-KIS

Sutrami ibu dari peserta JKN-KIS Moh.Afriza segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3 mandiri

SURABAYA, JATIM, BN – Adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atas nama Moh.Afriza (15) anak dari pedagang sayur area barat alun-alun Jombang Jawa Timur yang bernama Sutrami menyatakan bahwa solusi pembiayaan besar pada saat keluarganya sakit yaitu BPJS Kesehatan dengan program jaminan kesehatannya.

“Sakit hingga berkali kali, hilir mudik masuk Rumah Sakit, bahkan perlu pembiayaan yang sangat besar. Jawabannya, ya Program BPJS Kesehatan mas,” ucap Sutrami saat ditemui wartawan di Lobby RSUD dr.Soetomo, Karang Menjangan Surabaya, Jawa Timur (27/01) malam.

Menceritakan sakit yang selama ini diderita putranya Moh.Afriza. Terdaftar sebagai Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3 mandiri ,Fasilitas kesehatan tingkat pertama Klinik Pratama Citra Jombang.

Ia mengaku sejak tahun 2016 sang anak mengidap penyakit Hemofilia atau darah kekurangan protein sehingga pembentuk faktor pembekuan. Kekurangan faktor pembekuan ini akan menyebabkan darah sukar membeku atau darah encer.

“Kondisi itu yang membuat anak saya jika mengalami pendarahan atau saat jatuh selalu memar-memar dan lama sembuhnya. Hal itu yang saya ingat ketika dokter yang merawat menerangkan apa itu Hemofilia ,” ucapnya.

Sebagai informasi, dilansir dari laman www.halodoc.com, Hemofilia merupakan gangguan pada sistem pembekuan darah. Kondisi ini membuat tubuh kekurangan protein yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah. Protein ini lazim disebut faktor pembekuan. Dengan begitu, ketika seseorang mengalami luka, perdarahannya bisa berlangsung lebih lama bila dibandingkan dengan kondisi tubuh normal.

“Sejak lima tahun yang lalu anak saya ini selalu bolak balik masuk ke rumah sakit.Jika dihitung secara biaya kalau membayar dengan status pasien umum, ya pasti sangat berat mas,” terangnya.

Belum lagi lanjutnya, setiap satu bulan sekali kontrol rutin pasca rawat inap di RSUD dr.Soetomo Surabaya Jawa Timur, dokter mewajibkannya untuk bolak balik Jombang-Surabaya.

“Wajib kontrol mas. Alhamdulillah semua ini menjadi ringan berkat BPJS kesehatan karena semua biaya perawatan dan pengobatan gratis. Dilayani dengan baik oleh semua tenaga kesehatan yang merawat,” tutur Sutrami.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai apa yang ia lakukan saat sekarang mendatangi RSUD dr.Soetomo, perempuan yang memiliki dua orang anak ini menceritakan bahwa dua hari yang lalu, Moh.Afriza mengalami kecelakaan di jalan Perak Jombang. Setelah ia membawa putranya ke RSUD Jombang, kembali pihak rumah sakit memberikan surat rujukan tujuan RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Sutrami mengaku, mengenal BPJS kesehatan dari dokter yang merawat anaknya ketika pertama kali bertemu dengan dokter spesialis di Surabaya.
“Ibu harus menjadi peserta BPJS kesehatan bu, jelas biaya yang ditimbulkan dari pasien Hemofilia akan besar dan berat jika ibu tidak mampu,” kata Sutrami menirukan ucapan dokter tersebut.

Perempuan warga Jati sari, Pandan wangi, Diwek Jombang ini menjelaskan sejak Afriza berusia 10 tahun, diawali dengan giginya lepas sendiri, berdarah dan tidak berhenti. Lalu ia mendatangi RSUD jombang dan sama dengan pengalaman sekarang, kemudian di rujuk ke RSUD dr Sutomo.

“Pernah dirawat sampai 11 hari. Secara keseluruhan selama lima tahun, baik rawat jalan maupun rawat inap, biaya ditanggung JKN-KIS dan pelayanan sangat baik,” terangnya.

Sejak pertama mendaftar menjadi peserta JKN kata Sutrami, ia berniat menjadi peserta yang taat untuk tidak terlambat membayar iuran.

“Dalam perjalanannya mengenai penyakit yang diderita anak saya, BPJS kesehatan ‘dados pahlawan damel keluarga kulo’ ( menjadi pahlawan untuk keluarga saya-red).Sekaligus bergotong royong membantu peserta BPJS kesehatan yang sedang sakit. Semoga JKN-KIS selalu manfaat untuk semua orang,” tutupnya. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button