Buntut Kualitas Air Buruk, Emak-emak di Pekalongan Demo PDAM

Ketua RW 8 Panjang Wetan Nur Cahyani saat memberikan keterangan pers (dok.foto: Dikin BN.com)
KOTA PEKALONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Puluhan ibu rumah tangga dari RW 08, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, telah menggelar aksi berani dengan demonstrasi di kantor walikota. Mereka bersatu padu menuntut air bersih dari Perumda Air Minum Tirtayasa Kota Pekalongan.
“Katanya masalah pipa sampai sekarang lima tahun malah tambah keruh tambah keruh. Selama belum bisa dikonsumsi, warga tidak mau bayar,” ujar Mutia, salah satu warga yang berani bersuara pada Rabu 24 April 2024.
Kualitas air yang diproduksi oleh Perumda Air Minum Tirtayasa Kota Pekalongan telah menjadi sumber kekecewaan berulang.
Warga telah menunjukkan ketidakpuasan mereka melalui aksi demonstrasi yang bukan pertama kalinya terjadi, dengan yang terakhir pada 18 Desember 2023.“ Kalau kejadian lagi direktur harus berhenti, kita akan demo lagi demo lagi,” tegas Mutia.
Dalam aksi yang didampingi oleh Ormas Bintang Adhiyaksa, warga menuntut perbaikan segera. Imamurabror, perwakilan dari ormas tersebut, menegaskan bahwa warga tidak akan membayar tagihan PDAM sampai air yang keruh dan menyebabkan gatal-gatal itu diperbaiki.
Pertama, permintaan warga adanya perbaikan secepat mungkin. Kedua, warga tidak berkenan bayar tagihan PDAM sampai masalah ini selesai dan dilakukan penyelesaian yang semestinya.
Antara masyarakat dan perumda dalam hal ini terikat dalam UU Perlindungan Konsumen pasal 7 huruf F dan G bahwa masyarakat berhak dapat ganti rugi kompensasi ketika produk yang diberikan tidak sesuai yang diterima.
“Langkah kami selanjutnya terus memonitor apabila memungkinkan kami teruskan mengambil langkah jalur hukum,” tandasnya.
Ketua RW 8 Panjang Wetan, Nur Cahyani menyebutkan, pada intinya warganya memprotes masalah air yang tidak bersih. Harusnya kami mengonsumsi air bersih ini malah ada permasalahan seperti ini sehingga untuk konsumsi air pihaknya harus mengadakan untuk pembelian galon.
“Beberapa warga mengeluhkan gatal-gatal namun belum jelas diketahui sebabnya, ada yang sudah periksa hasilnya karena biang keringat dan infeksi gatal,” ujarnya.
Nur berharap perumda bisa segera menyelesaikan permasalahan ini jika tidak warganya tak akan membayar uang air bersih sampai masalah ini terselesaikan.
Laporan: Dikin
Editor: Budi Santoso